Selasa, 21 Agustus 2018

Mengenal Full-Contact Karate: KYOKUSHIN

Karate adalah bela diri yang memiliki banyak aliran dan juga sub-aliran. Meskipun hanya beberapa aliran yang terkenal seperti Shotokan, Goju-Ryu, tetapi Karate masih memiliki ratusan aliran yang tidak kalah unik dan tentu saja mematikan. Salah satunya aliran yang juga tidak kalah populer dari Shotokan dll adalah Kyokushin.



Kyokushin adalah aliran Karate yang didirikan oleh Masutatsu Oyama (大山倍達 Ōyama Masutatsu). Aliran ini menekankan latihan fisik dan full-contact kumite, sparring tanpa pelindung dan biasanya tanpa Glove, hanya tinju telanjang. Kyokushin memiliki arti kebenaran tertinggi, yang diyakini oleh Mas Oyama sebagaimana karate itu seharusnya diajarkan dan dipelajari. Kurikulum Kyokushin menekankan pada pertarungan realistik dan kekuatan fisik. Tentu saja sangat berbeda dibandingkan dengan karate modern, dimana kumite biasanya hanya untuk mencari poin tertinggi dan bukan seberapa efektif untuk merubuhkan lawan.


Sejarah Singkat




Masutatsu Oyama, pendiri aliran Kyokushin, lahir sebagai seorang Korea yang bernama Choi Hyung Yee. Sewaktu kecil di Korea, dia mempelajari seni bela diri Korea yang bernama ChabeeChabee mendapat pengaruh dari seni bela diri Tiongkok "Seni 18 Telapak Tangan" yang dikembangkan lebih lanjut oleh orang Korea menjadi Chabee. Sejak kecil, Choi Hyung Yee bukanlah seorang anak yang diam saja dan bersabar kalau diganggu. Ia sering terlibat dalam perkelahian, apalagi bila ia atau teman-temannya diganggu. Kepribadian yang agresif inilah yang ia wariskan ke Kyokushin menjadi sebuah aliran yang menekankan offense, dan pentingnya menjatuhkan lawan secepat mungkin.


Kemudian ia pindah ke Jepang menjadi mekanik pesawat tempur. Setelah perang usai, dia mempelajari karate Shotokan dari guru besar Gichin Funakoshi. Pada saat yang bersamaan, dia bertemu dengan sesama perantauan dari Korea bernama So Nei Chu. So Nei Chu mewarisi Goju-Ryu dari Gogen Yamaguchi, dan Mas Oyama mempelajari Goju-Ryu dari So Nei Chu.


Oyama menjadi orang kuat disana, dan ia seringkali terlibat dalam perkelahian dengan gangster dan preman-preman. Dia juga banyak mengikuti kejuaraan Karate dan menang. Sampai suatu saat di sebuah desa, ada seekor banteng yang akan dijagal. Ia meminta izin untuk menjatuhkan banteng tersebut dengan tangan kosongnya. Akan tetapi, dia gagal pada usaha pertamanya. Setelah dipukul, banteng tersebut marah dan mengobrak-abrik kerumunan orang-orang di sekitarnya. Mas Oyama tidak menyerah. Ia berhari-hari mempelajari banteng-banteng tersebut. Setelah itu, dia mencobanya lagi. Banteng tersebut jatuh dengan sekali pukul ke arah kepalanya. Berita tentang seorang karateka menjatuhan banteng dengan kepalan tangannya menyebar dengan cepat. Selain itu, dia juga mengadakan perjalanan keliling Asia Tenggara mengadakan demo dan menantang banyak aliran di dalam maupun luar Jepang. Hal ini menimbulkan banyak sensasi dan memopulerkan Karate di dunia internasional.




Dengan modal ketenaran inilah, Mas Oyama lalu mendirikan sebuah dojo karate di Tokyo. Karate di dojo ini menekankan pentingnya latihan full-contact kumite/sparring tanpa pelindung. Menurutnya, full contact kumite merupakan hal yang penting untuk mengasah semangat dan ketrampilan berkelahi. Hal ini sempat menimbulkan ketegangan dengan tetua-tetua dari aliran karate lain yang berpendapat bahwa praktik aplikasi karate secara langsung itu berbahaya dan tidak perlu.


Puncak ketegangan ini muncul pada tahun 1960-an. Pada waktu itu, petinju Muay Thai menyatakan bahwa Thai Boxing adalah seni bela diri yang terkuat, dan ia telah mengalahkan banyak wakil aliran bela diri, termasuk karate Jepang (Pada waktu itu, karate sedang populer di dunia internasional, dan petinju Muay Thai ini ingin memanfaatkan kesempatan untuk mencari nama). Petinju Muay Thai tersebut meminta wakil resmi dari Jepang untuk menjawab tantangannya. Sikap resmi dari aliran-aliran Karate di Jepang adalah untuk tidak melayani tantangan tersebut, karena tujuan dari Karate adalah untuk membina mental dan salah satu dari perwujudan penempaan mental tersebut adalah untuk menghindarkan dari perkelahian yang tidak perlu. Akan tetapi, Mas Oyama berpendapat bahwa "Karate memang bukan untuk mencari masalah. Tetapi apabila masalah itu datang dengan sendirinya, lari dari masalah adalah tindakan pengecut". Ia mengirim 3 murid terbaiknya ke Thailand untuk bertanding dengan aturan Muay Thai. Dua dari tiga muridnya tersebut menang dan mereka kembali ke Jepang dielu-elukan sebagai pahlawan yang mengangkat harga diri Jepang. Hal ini menambah ketegangan antara aliran Oyama ini dengan aliran-aliran Karate yang lain, sehingga banyak aliran lain yang menjuluki aliran Oyama sebagai "bukan Karate" dan "ilmunya para berandalan".

Mas Oyama tidak ambil pusing atas tanggapan tersebut. Ia secara resmi mendirikan Kyokushin yang berarti kebenaran tertinggi yang dia yakini sebagaimana Karate seharusnya diajarkan dan dipelajari. Ia mengadakan turnamen-turnamennya sendiri merespon dilarangnya Kyokushin mengikuti pertandingan-pertandingan Karate. Meski di-'anak-tiri'-kan, Kyokushin berkembang pesat di dalam maupun di luar Jepang, terutama karena beberapa generasi pertama Kyokushin banyak menantang berbagai aliran bela diri di Asia maupun di negara-negara Barat.



Dikarenakan Kumite dari Kyokushin yang bersifat full-contact, maka Kyokushin biasanya pada saat posisi bertarung, petarung akan berdiri dengan posisi seluruh badan mengarah ke depan bukan menyamping (orthodox). Kuda-kudanya atau posisi dari bertarung gaya Kyokushin lebih mirip dengan bela diri-bela diri Boxing. Alasan Kyokushin menerapkan cara seperti itu adalah karena dengan posisi badan itu tubuh menjadi lebih stabil dan lebih kuat dalam menerima sapuan dibanding dengan kuda-kuda menyamping/point style dan juga kuda-kuda orthodox dapat menghasilkan momentum yang lebih besar ketimbang dengan gaya point style karate.




Karate modern yang biasa digunakan untuk perlombaan dan olimpiade adalah kuda-kuda menyamping/point style. Kumite dalam karate modern adalah untuk mencari point dan bukan untuk menumbangkan lawan, sehingga tidak perlu gaya yang besar untuk menyerang lawan. Kemudian gaya point style adalah untuk mendapatkan kecepatan. Dalam kumite karate modern tentu kita harus mencari point, agar kita dapat meraih point kita harus cepat dan lincah sehingga lawan tidak ada waktu untuk merespon. Tentu banyak pro dan kontra dalam kuda-kuda ini, tetapi yang menjadi salah satu ciri khas karate kyokushin ketimbang aliran lain adalah full-contact kumite dan kuda-kuda orthodox nya.



(karate modern)

Kyokushin sangat digemari dalam dunia MMA, industri film, juga game. salah satu petarung MMA yang menggunakan Kyokushin Karate sebagai backgroundnya adalah Bas Rutten. Dia adalah juara Pancrase Jepang dan juga UFC Hall of Fame. Kyokushin juga sangat populer di berbagai film salah satu nya di film-film yang diperani oleh Michael Jai White, seorang aktor dengan disiplin karate kyokushin.

1 komentar: